Jamu Tradisional kini kembali menjadi sorotan nasional setelah tren konsumsi minuman herbal meningkat drastis di kalangan generasi muda, khususnya Gen Z. Dalam dua tahun terakhir, berbagai riset pasar menunjukkan bahwa produk minuman berbasis rempah mengalami lonjakan permintaan hingga 38%, dipicu oleh meningkatnya kesadaran kesehatan pascapandemi serta maraknya konten edukasi kesehatan di media sosial. Fenomena ini menjadikan jamu bukan lagi sekadar warisan budaya yang identik dengan generasi terdahulu, melainkan gaya hidup baru yang dikemas lebih modern, estetik, dan sesuai cita rasa anak muda.
Tren ini tidak hanya muncul di kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, tetapi juga merambah ke berbagai daerah melalui brand lokal yang memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan. Keberhasilan branding modern ini turut mendorong perusahaan rintisan (startup) di sektor makanan dan minuman untuk menciptakan inovasi baru yang memadukan resep tradisional dengan teknologi pengolahan terkini. Inovasi tersebut membuat Jamu Tradisional lebih mudah diterima karena rasanya yang lebih ringan, kemasan lebih menarik, serta penyajian lebih praktis.
Pakar herbal dan industri F&B menilai bahwa minat tinggi Gen Z terhadap kesehatan mental dan fisik menjadi faktor penting yang mendorong kebangkitan jamu sebagai superdrink alami. Berbagai penelitian juga menguatkan persepsi bahwa konsumsi rempah seperti jahe, kunyit, temulawak, dan sereh dapat membantu meningkatkan imunitas, mengurangi inflamasi, dan memperbaiki kualitas tidur. Berkat manfaat tersebut, banyak generasi muda mulai menjadikan jamu sebagai bagian dari rutinitas harian.
Berikut laporan lengkap mengenai 5 tren Jamu Tradisional yang sedang booming di kalangan Gen Z tahun 2025, termasuk alasan popularitasnya, inovasi baru yang muncul, dan prediksi perkembangannya beberapa tahun ke depan.
1. Jamu Tradisional Kunyit Asam Semakin Populer karena Khasiatnya untuk Mood dan Energi
Salah satu Jamu Tradisional yang mengalami lonjakan popularitas paling besar di kalangan Gen Z adalah kunyit asam. Kombinasi kunyit yang kaya kurkuminoid dan asam Jawa yang menyegarkan membuat jamu ini disukai karena rasanya yang manis-asam dan mudah diminum—hal yang dianggap penting oleh generasi muda yang cenderung menyukai minuman ringan dan tidak terlalu pahit.
Di platform TikTok dan Instagram, konten bertema “healthy lifestyle” sering memasukkan kunyit asam sebagai bagian dari daily routine. Banyak kreator menyebutkan bahwa kunyit asam memberi efek menyegarkan, membantu meredakan nyeri menstruasi, serta meningkatkan stamina pada hari-hari sibuk. Kandungan antioksidan dalam kunyit juga dipercaya membantu memperbaiki mood dan menurunkan stres ringan, sehingga banyak pekerja muda dan mahasiswa mengonsumsinya sebelum memulai aktivitas.
Industri minuman kemasan melihat peningkatan pemesanan untuk varian kunyit asam dalam format ready-to-drink, terutama untuk ukuran 250–350 ml. Brand-brand baru kerap menambahkan madu atau lemon untuk memberikan cita rasa lebih modern, tetapi tetap mempertahankan karakter asli Jamu Tradisional yang kaya manfaat.
2. Jamu Tradisional Berbasis Jahe Jadi Favorit untuk Imunitas dan Anti-Inflamasi

Jahe telah menjadi bahan dasar jamu sejak ratusan tahun lalu, tetapi pada 2025 ini permintaannya kembali melejit karena banyak Gen Z yang menjalani pola hidup aktif, termasuk olahraga rutin, bicycle commuting, hingga working out di gym. Jamu berbahan dasar jahe—mulai dari wedang jahe, jahe merah, hingga ginger shot—menjadi pilihan favorit untuk meningkatkan imunitas dan membantu pemulihan tubuh.
Selain itu, banyak anak muda mengonsumsi minuman jahe hangat sebelum tidur untuk meningkatkan kualitas tidur sekaligus membantu mengurangi rasa tidak nyaman pada tenggorokan atau perut. Di beberapa kota besar, kafe kekinian bahkan memasukkan ginger latte atau ginger honey tea sebagai menu musiman yang selalu disambut baik oleh pelanggan.
Dipadukan dengan rempah lain seperti sereh, madu, dan kayu manis, jamu jahe kini tidak hanya berfungsi sebagai minuman kesehatan, tetapi juga menjadi tren minuman hangat premium ala kafe. Melalui kemasan kekinian, Jamu Tradisional ini lebih mudah diterima oleh generasi muda yang memperhatikan gaya dan estetika.
3. Temulawak Menjadi Tren Baru untuk Kesehatan Liver dan Vitalitas
Temulawak memiliki reputasi sebagai salah satu tanaman herbal yang sangat bermanfaat untuk kesehatan liver. Namun, popularitasnya di kalangan Gen Z sebelumnya tidak sebesar kunyit atau jahe. Menariknya, tahun 2025 menjadi titik balik di mana temulawak kembali naik daun berkat kampanye edukasi di media sosial serta dukungan sejumlah influencer kesehatan.
Di berbagai kampus, komunitas pecinta kesehatan melakukan kampanye “Daily Temulawak Shot” yang mempromosikan manfaat temulawak sebagai tonik peningkat energi alami. Banyak mahasiswa yang mengaku merasa lebih fokus dan tidak mudah lelah setelah mengonsumsi ekstrak temulawak buatan lokal.
Perusahaan rintisan F&B pun memanfaatkan momentum ini dengan menciptakan produk temulawak siap minum yang menonjolkan rasa segar dan tidak pahit. Beberapa produk bahkan telah hadir dalam versi sparkling herbal drink, sehingga lebih mirip minuman soda sehat dibanding jamu tradisional klasik. Inovasi ini membuka peluang besar bagi temulawak untuk menjadi bahan dasar minuman kesehatan yang populer di masa depan.
4. Jamu Tradisional Sereh Pandan Diminati karena Aromanya yang Menenangkan
Sereh pandan dikenal memiliki aroma menenangkan yang membantu tubuh rileks setelah aktivitas panjang. Karena itulah, minuman herbal ini menjadi tren baru di kantor startup, coworking space, dan ruang kreatif tempat banyak Gen Z bekerja. Banyak perusahaan bahkan menyediakan sereh pandan sebagai minuman herbal gratis untuk mendukung kesehatan mental dan kenyamanan karyawan.
Tren konsumsi sereh pandan juga meningkat di kalangan pencinta yoga, meditasi, dan mindfulness. Kandungan sereh yang membantu meredakan ketegangan otot dan pandan yang memberikan wangi lembut menjadikan kombinasi ini ideal sebagai minuman menenangkan. Banyak pengguna media sosial mempromosikan resep “Sereh Pandan Tea for Stress Relief” yang mendapat jutaan views.
Dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental dan pentingnya relaksasi, Jamu Tradisional berbasis sereh diprediksi menjadi salah satu produk herbal paling menjanjikan dalam lima tahun ke depan.
Baca juga : 10 Bentuk Perjuangan Melestarikan Budaya Minum Jamu di Kalangan Generasi Muda
5. Beras Kencur Jadi Superdrink Anak Muda untuk Stamina dan Pemulihan Tubuh
Beras kencur merupakan salah satu jamu yang memiliki cita rasa paling unik—manis, pedas ringan, dan gurih. Tahun ini, beras kencur menjadi sangat populer di kalangan komunitas olahraga seperti lari, hiking, dan workout karena dianggap membantu meningkatkan stamina sekaligus mempercepat pemulihan tubuh setelah aktivitas fisik.
Di beberapa kota, kedai jamu modern menciptakan varian beras kencur dengan topping chia seed, madu organik, dan jeruk nipis untuk memberikan nuansa kekinian. Banyak anak muda memasukkan beras kencur sebagai bagian dari meal plan sehat, karena dianggap sebagai alternatif minuman energi yang lebih natural.
Selain itu, keberhasilan rebranding beras kencur juga didukung oleh acara-acara olahraga yang menjadikan jamu ini sebagai minuman resmi, menggantikan minuman manis dalam kemasan yang mengandung gula tinggi. Fenomena ini sekaligus memperkenalkan Jamu Tradisional kepada generasi yang sebelumnya jarang mengonsumsi minuman herbal.
Mengapa Jamu Tradisional Diminati Gen Z? 6 Faktor Utama

1. Kesadaran Gaya Hidup Sehat Meningkat
Gen Z lebih sadar terhadap nutrisi, kesehatan mental, dan keseimbangan hidup.
2. Kemasan dan Branding Lebih Modern
Brand jamu kini menggunakan desain minimalis, warna cerah, dan storytelling yang menarik.
3. Dampak Influencer dan Edukasi Kesehatan
Konten video seperti “healthy morning routine” berpengaruh signifikan.
4. Ketersediaan Produk Siap Minum
Jamu tidak lagi identik dengan racikan rumahan, tetapi tersedia dalam botol praktis.
5. Pencarian Alternatif Minuman Rendah Gula
Jamu menjadi alternatif lebih sehat dibanding minuman kemasan manis.
6. Kembali ke Tradisi Lokal
Banyak anak muda bangga mengonsumsi produk lokal bernilai budaya.
Masa Depan Jamu Tradisional di Era Gen Z
Dengan meningkatnya permintaan serta inovasi dalam produksi, pemasaran, dan desain, jamu diprediksi akan terus berkembang. Jika dahulu jamu hanya ditemukan di kios tradisional, kini tersedia di supermarket besar, kafe modern, aplikasi online, hingga vending machine. Banyak inovasi baru yang sedang dikembangkan, termasuk:
-
Jamu sparkling (minuman herbal bersoda sehat)
-
Herbal shot dosis kecil
-
Produk jamu fermentasi
-
Jamu instan dalam bentuk bubuk ringan
-
Kombinasi jamu dan kopi (turmeric latte, ginger coffee)
Fenomena ini menegaskan bahwa Jamu Tradisional tidak lagi dipandang kuno, tetapi menjadi bagian dari gaya hidup urban modern.
Kesimpulan: Jamu Tradisional Bangkit sebagai Tren Kesehatan Gen Z
Kebangkitan Jamu Tradisional di kalangan Gen Z bukan sekadar tren sesaat, melainkan tanda perubahan besar dalam pola konsumsi dan gaya hidup generasi muda. Dengan kemasan modern, rasa lebih ramah di lidah, dan manfaat kesehatan yang relevan dengan kebutuhan masa kini, jamu kembali menjadi kebanggaan Indonesia yang siap bersaing di pasar global.
Lima jamu tren 2025—kunyit asam, jahe, temulawak, sereh pandan, dan beras kencur—menjadi bukti bahwa tradisi dapat hidup berdampingan dengan modernitas.
Perkembangan ini membuka peluang besar bagi UMKM, startup, dan pelaku industri untuk terus berinovasi, sekaligus menjaga warisan budaya Nusantara.









Leave a Reply